Selasa, 11 Oktober 2011

Contoh SKRIPSI Problema Yang Dihadapi Guru Pai Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang

Berdasarkan GBHN No 7 Tahun 2004 tentang pendidikan menyatakan bahwa: "mengembangkan kualitas sumber daya manusia sedini mungkin secara terarah terpadu dan menyeluruh melalui berbagai upaya proaktif dan reaktif oleh seluruh komponen bangsa agar generasi muda dapat berkembang secara optimal disertai dengan hak dukungan dan lindungan sesuai dengan potensinya (GBHN, 2004: 32)

Di negara kita terdapat tiga lembaga pendidikan yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama. Dikatakan pertama karena sebelum ada lembaga pendidikan formal (sekolah), sedangkan disebut utama karena orang tualah yang sebenarnya yang mempunyai tanggungjawab atas pendidikan anaknya. Sekolah merupakan lembaga pendidikan tempat memperoleh pengetahuan melalui proses belajar mengajar yang mencakup mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas. Sedangkan lembaga pendidikan masyarakat merupakan lembaga pendidikan yang diperoleh melalui lingkungan sosial.

Jadi ketiga lembaga pendidikan diatas sangat penting dalam kehidupan sehari-hari guna meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas.  Supaya kualitas sumber daya manusia tersebut dapat berkembang secara optimal maka perlu adanya guru sebagai tenaga edukatif yang kreatif agar sumber daya manusia (SDM) benar-benar dapat dipersiapkan untuk menghadapi era globalisasi dan perkembangan IPTEK. Sebab guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan. 

Oleh karena itu, guru merupakan salah satu unsur di bidang pendidikan harus berperan secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional, sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang, baik dari lapisan masyarakat yang paling maju sampai lapisan masyarakat yang paling terbelakang, guru memegang peranan penting. Hampir tanpa kecuali, guru merupakan satu diantara pembentuk-pembentuk utama calon warga masyarakat. Dalam arti khusus dapat dikatakan bahwa pada setiap diri guru itu terletak tanggung jawab untuk membawa para siswanya pada suatu kedewasaan.

Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang tanggung jawab utama. Guru berfungsi sebagai pengajar, pendidik dan pembimbing dalam hal ini, termasuk guru agama Islam, sehingga diperlukan adanya berbagai tugas dan tanggung jawab pada diri guru itu sendiri yang senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang diharapkan dalam berbagai interaksinya, baik dengan siswa, sesama guru maupun dengan staf lainnya.

Begitu pentingnya tugas dan tanggung jawab guru, maka tinggi rendahnya prestasi belajar siswa, bahkan sampai pada mutu pendidikan pada umumnya dikembalikan kepada guru. Sebab keberhasilan proses belajar mengajar ditentukan oleh dua faktor utama yaitu faktor intern dan ekstern.

Faktor intern yaitu faktor yang datang dari dalam diri siswa terutama kemampuan yang dimilikinya, motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis. Sedangkan faktor ekstern yaitu faktor yang datang dari luar diri siswa yaitu lingkungan. Faktor lingkungan yang paling dominan mempengaruhi hasil belajar di sekolah ialah kualitas pengajaran yaitu tinggi rendahnya atau efektif tidaknya proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan pengajaran (Sudjana 1989: 39).

Salah satu contoh faktor intern yaitu dalam kegiatan sehari-hari ditemukan adanya kebiasaan belajar yang kurang baik. Kebiasaan belajar tersebut antara lain berupa belajar pada akhir semester, belajar tidak teratur, menyia-nyiakan kesempatan belajar, bersekolah hanya untuk bergengsi, datang terlambat, bergaya pemimpin, bergaya jantan seperti merokok, sok menggurui teman lain dan bergaya minta belas kasihan tanpa belajar. Sedangkan contoh dari faktor eksternal yang bisa menimbulkan siswa tidak berprestasi dengan baik disebabkan oleh faktor lingkungan sosial sekolah seperti guru, para staff administrasi dan teman-teman sekelas, bisa juga disebabkan oleh faktor lingkungan sosial siswa seperti masyarakat dan tetangga juga teman-teman sepermainan.

Kedua faktor di atas, mempunyai hubungan yang signifikan dengan hasil belajar siswa. Artinya makin tinggi kemampuan siswa dan kualitas pengajaran guru, diharapkan akan semakin tinggi pula hasil atau prestasi belajar siswa. Sebab prestasi merupakan hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun secara kelompok. (Djamarah : 1994 : 19).

Sedangkan belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari (Djamarah : 1994 : 21).

Dengan demikian, jelaslah bahwa dalam proses belajar mengajar, guru memiliki peran yang strategis, karena itu secara teoritis tinggi rendahnya kualitas pendidikan sangat ditentukan oleh kualitas pengajaran guru. Akan tetapi, walaupun guru telah menunjukkan kompetensi pengajaran nya dengan maksimal, namun masih terlihat pula sebagian siswa yang belum mampu meraih hasil belajar yang optimal (memuaskan) khususnya dalam bidang studi pendidikan agama Islam. Fenomena ini sering dirasakan oleh berbagai lembaga pendidikan termasuk di SMPN 1 Pringgabaya, sehingga diperlukan adanya tugas dan tanggung jawab guru agama Islam dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa (Nur Aini, Selaku guru PAI SMPN 1 Pringgabaya, Wawancara, Tanggal 12 Juli 2008).

Berdasarkan kerangka pikir di atas, maka perlu dikaji dan diteliti tentang problema yang dihadapi guru PAI dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di SMP 1 Pringgabaya Lombok Timur tahun ajaran 2007/2008.


B.    Fokus Penelitian

1.    Rumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut

  1. Problema apa yang dihadapi guru PAI dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di SMPN 1 Pringgabaya Lombok Timur tahun ajaran 2007/2008 ?
  2. Bagaimanakah prestasi mata pelajaran PAI di SMPN 1 Pringgabaya Lombok Timur tahun ajaran 2007/2008 ?
  3. Bagaimanakah solusi guru PAI mengatasi problema yang dihadapi guru PAI guna meningkatkan prestasi belajar siswa di SMPN 1 Pringgabaya Lombok Timur tahun ajaran 2007/2008 ?


2.    Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini antara lain :

  1. Untuk mengetahui problema apa saja yang dihadapi guru PAI dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di SMPN 1 Pringgabaya Lombok Timur tahun ajaran 2007/2008.
  2. Untuk mengetahui prestasi belajar pada mata pelajaran PAI di  SMPN 1 Pringgabaya Lombok Timur tahun ajaran 2007/2008?
  3. Untuk mengetahui solusi yang digunakan dalam mengatasi problema yang dihadapi guru PAI dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di SMPN 1 Pringgabaya Lombok Timur tahun ajaran 2007/2008.


3.    Kegunaan Penelitian

Dari tujuan yang telah dirumuskan dapat diambil kegunaan penelitian sebagai berikut :

a.    Secara Teoritis

Diharapkan dapat menjadi bahan kajian dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa bagi lembaga pendidikan terutama pada mata pelajaran PAI.

b.    Secara Praktis

  1. Diharapkan dapat memberikan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi oleh guru-guru dalam mengajarkan pelajaran PAI.
  2. Diharapkan dapat memberikan peningkatan dan semangat kinerja guru PAI dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.
  3. Dari hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan renungan untuk ditindak lanjuti dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa.



C.    Lokasi Penelitian

Adapun lokasi dalam penelitian ini adalah di SMPN 1 Pringgabaya Lombok Timur Jln. Darwa No. 39 Desa Pringgabaya Kecamatan Pringgabaya Lombok Timur. Alasan peneliti pengambil lokasi pada sekolah tersebut  karena berdasarkan hasil wawancara dengan guru PAI di sekolah tersebut yang menyatakan bahwa problem yang dihadapi guru PAI bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya faktor lingkungan sekolah (seperti guru yang kurang profesional, fasilitas yang kurang mendukung, teman sepermainan) itu sendiri maupun luar sekolah, menurunnya prestasi siswa bisa dipengaruhi oleh siswa itu sendiri seperti  malas. (Nur Aini, Guru PAI SMPN 1 Pringgabaya, wawancara, Tanggal 12 Juli 2008).

Berangkat dari hal itu, peneliti pengambil peneliti di SMPN 1 Pringgabaya dalam upaya untuk mengetahui problema yang dihadapi guru PAI dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.


D.    Kajian Pustaka

1.    Problema Guru PAI

a.    Pengertian

Istilah problema/problematika berasal dari bahasa Inggris yaitu "problematic" yang artinya persoalan atau masalah. Sedangkan dalam bahasa Indonesia, problema berarti hal yang belum dapat dipecahkan; yang menimbulkan masalah; permasalahan (Partanto, 1994 : 276)

Menurut Endang Porwanti (1994 : 20) menyatakan bahwa "problema/problematika adalah suatu kesenjangan antara harapan dan kenyataan yang diharapkan dapat menyelesaikan atau dapat diperlukan atau dengan kata lain dapat mengurangi kesenjangan itu."

Jadi, problema adalah berbagai persoalan-persoalan sulit yang dihadapi dalam proses pembelajaran, baik yang datang dari individu guru (faktor eksternal) maupun dalam proses pembelajaran yang berlangsung di sekolah (faktor intern).

b.    Guru PAI

Sebelum dijelaskan pengertian guru Pendidikan Agama Islam, terlebih dahulu dijelaskan definisi secara umum. "Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru" (Usman, 1995 : 5). Sedangkan yang dimaksud dengan guru agama adalah "orang dewasa yang bertanggungjawab terhadap perkembangan anak didik dengan memberikan pertolongan terhadap mereka dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai tingkat kedewasaan, mampu berdiri sendiri dan memenuhi tugasnya sebagai hamba atau khalifah Allah maupun sebagai makhluk sosial serta makhluk individu yang mandiri". (Muhaimin, 1993 : 167).

Pendidikan agama adalah usaha-usaha secara sistematis dan progmatis dalam membantu anak didik agar mereka hidup sesuai dengan ajaran Islam. (Zuhairini, 1983 : 27).

Berdasarkan definisi diatas, dapat difahami bahwa guru pendidikan agama islam adalah orang dewasa yang memiliki keahlian dalam ilmu keguruan yang bertugas untuk mendidik dan mengajar anak hingga memperoleh kedewasaan baik jasmani maupun rohani yang pada akhirnya anak didik tersebut mampu  menjalankan tugasnya sebagai khalifah Allah SWT, serta mampu berinteraksi sosial di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Oleh karena itu, guru merupakan salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang potensial di bidang pembangunan. (Sardiman, 2007 : 125).

Oleh karena itu, guru yang merupakan salah satu unsur di bidang kependidikan harus berperan aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga potensial sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang dalam arti khusus dapat dikatakan bahwa pada setiap hari guru itu terletak tanggungjawab untuk membawa para siswanya kearah yang lebih baik.

Dengan kata lain pengertian Pendidikan Agama Islam dapat dikatakan sebagai istilah yang digunakan untuk menyebut pengajaran agama sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah umum, karena mata pelajaran ini bukan hanya sekedar pengetahuan agama saja, akan tetapi lebih dari itu, yaitu untuk menanamkan ajaran agama islam kepada peserta didik sehingga membentuk suatu kepribadian muslim yang dilakukan secara sadar dan terencana melalui kegiatan bimbingan, usaha pengajaran untuk mencapai tujuan Pendidikan Agama Islam (PAI).



Untuk lebih lengkap SKRIPSI nya silahkan anda teliti dan susun sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar